Taksonomi
Kuda
Kingdom
: Animalia ( Hewan )
Filum : Chordata ( bertulang belakang )
Kelas : Mammalia ( menyusui
Ordo : Perissodactylater (tidak memahbiak)
Famili : Equidae
Genus : Equus
Spesies : Equus caballus
Berdasarkan
perkembangbiakannya dibedakan 5 macam yaitu sebagai berikut :
1.
Equus caballus germanicus (Kuda Jerman)
2.
Equus caballus occudentalis (Kuda Eropa Tengah)
3.
Equus caballus gmelini (Kuda Eropa Timur)
4.
Equus caballus orientalis (Kuda Asia Muka)
5.
Equus caballus mongolicu (Kuda Mongol)
A.
Karakteristik Kuda
1.
Criollo
Kuda ini berasal dari Argentina yang dianggap memiliki
hubungan dengan Barb, Andalusia dan Arab. Nenek moyang Criollo dibawa ke
Amerika Selatan oleh tentara Spanyol pada abad ke-16. Sekarang ini, peternakan
kuda Criollo menjadi populer. Kuda ini kebanyakan dikawin silang dengan Thoroughbreds,
kombinasi yang kuat, bakat atletik dengan Thoroughbreds yang cepat untuk
menghasilkan kuda polo terbaik di dunia. Kuda ini memiliki kisaran tinggi
135-153 cm. Criollo merupakan
kuda yang tangguh dan cerdas. Daya tahan, kecepatan dan gerakan gesitnya
membuat Criollo populer dan banyak dimanfaatkan peternak di Amerika
Selatan untuk menggembalakan ternak. Criollo juga digunakan untuk
transportasi dekat atau jauh dan juga membawa beban (Kidd, 1995).
2.
Appaloosa
Ciri khas kuda ini yaitu kulitnya yang spotted. Appaloosa
pertama kali dipelihara oleh suku Nez Perce dari Washington. Appaloosa
sekarang ditemukan di seluruh dunia, namun paling umum di Amerika. Kuda ini
memiliki kisaran tinggi 144-154 cm. Kepribadian kuda ini sangat mudah mengerti,
sangat mudah untuk ditangani, tangkas, atletik dan serbaguna. Kuda ini pandai
melompat, memiliki daya tahan yang cukup dan cepat dalam jarak jauh.
3. Thoroughbred
Kuda Thoroughbred dikembangkan oleh keluarga raja
Inggris sebelum diimpor ke Amerika, seiring dengan dibangunnya pemukiman
pertama orang-orang Amerika. Penggunaannya di Inggris menyebabkan muncul
istilah “olahraga raja” karena bangsawan Inggris baik laki-laki maupun wanitanya
mengembangbiakan dan melombakan Thoroughbred yang penampilannya bagus
sekali. Selain kecerdasannya, karakteristik yang menonjol adalah kecepatan lari
dan daya tahannya seperti telah dibuktikan selama ratusan tahun dalam arena
perlombaan flat dan jumping seperti Kentucky Derby dan English
Grand National Steeplechase (Blakely dan Bade, 1994).
4.
Kuda
Sandel
Karakteristik Sandelwood
merupakan keturunan Indonesia yang berkualitas dan memiliki persentase darah
Arab yang cukup tinggi yang terkandung dalam tubuhnya. Kuda ini sangat cepat
dan gesit, dan sering digunakan untuk balapan lokal tanpa pelana lebih dari
tiga kilometer di pulau-pulau. Sandelwood menghasilkan anak kuda poni yang
sangat baik, dan banyak telah diekspor ke Australia untuk alasan kebutuhan. Kuda ini memiliki proporsi
tubuh yang bagus dengan kepala kecil, telinga tegak, dan mata yang terlihat
cerdas. Kuda Sandel umumnya memiliki leher yang pendek berotot, dada yang dalam
dan panjang, punggung lurus, dan croup yang menonjol. Tinggi kuda berkisar
antara 122-132 cm (Equinekingdom, 2007). Kuda Sandel berpotongan tubuh serasi,
tidak terlalu binal, dan memiliki daya tahan yang kuat. Sifat-sifat lain ialah
agak gelisah tetapi mudah dilatih. Ukuran tinggi rata-rata kuda jantan
1,26-1,33 m dan betina 1,24-1,26 m. Umumnya kuda Sandel berwarna coklat, warna
coklat tua kemerah-merahan dengan rambut ekor dan kaki bagian bawah berwarna
hitam, atau warna bopong (punggung sampai ekor bergaris hitam). Bentuk kepala
agak besar dengan leher lebar dan pendek, sedang rambut kepala kasar dan
berdiri. Disamping itu juga berkaki langsing dan berbulu di bagian persendian.
Menurut para ahli, jenis kuda seperti ini berdaya tahan kuat dan mampu
mengangkut dua atau lebih penunggang (Suharjono, 1990).
5.
Kuda
Sumba dan Sumbawa (Poni Lokal)
Kuda Sumba dan Sumbawa sama dalam segala hal, tetapi berasal
dari pulau yang berbeda sesuai dengan namanya. Kuda ini dapat ditemukan di
seluruh Indonesia, khususnya di Sumatera. Kuda berukuran kecil, sekitar 1,27 m,
dan sangat primitif dalam penampilan. Kepala yang besar bila dibandingkan
dengan tubuh, bentuk tubuh yang lurus atau menggembung, dan ada kemiripan dekat
dengan kuda Mongolia dan nenek moyangnya, kuda liar Asia dan Tarpan. Kemiripan
ini diperkuat oleh rambut yang didominasi warna dun (coklat
keabu-abuan). Kuda sangat kuat karena harus bertahan di wilayah yang pasturanya
buruk dan juga dengan pakan yang terbatas. Kuda Sumba dan Sumbawa digunakan
sebagai pembawa beban, dan dapat membawa beban diluar proporsi ukuran mereka
(Edwards, 1994).
6.
Kuda
Poni Polo
Kuda poni polo bukan suatu bangsa (atau bukan lagi kuda
poni), melainkan adalah tipe khusus yang dikembangkan dan dikenali berdasarkan
garis besar dan penampilan umumnya. Awalnya, dibuat batas ketinggian yang
ditetapkan berdasarkan aturan main polo, namun ditiadakan setelah Perang Dunia
I dan sekarang ketinggian kuda poni polo rata-rata adalah sekitar 152 cm.
Bangsa Argentina mendominasi permainan dan memiliki fasilitas untuk
menghasilkan sejumlah kuda berkualitas. Bangsa Argentina mengimpor Thoroughbred
kemudian menyilangkannya dengan kuda peranakan Criollo, untuk
mendapatkan kuda yang tangguh dan memiliki kecepatan yang baik. Dalam beberapa
tahun terakhir, American Quarter Horse juga menjadi bagian dalam pembiakan
poni polo (Edwards, 2002). Karakteristik kuda poni polo ini tampilannya seperti
Thoroughbred. Kuda harus cepat, berani, memiliki keseimbangan, dan
sangat lincah. Langkah kaki rendah tidak dipermasalahkan, karena lebih mudah
untuk memukul bola dari sebuah kuda poni yang lebih pendek langkahnya (Edwards,
2002). Pemilihan tipe dan konformasi dasar kuda poni polo berdasarkan ketahanan
dan kecepatannya saat sedang membawa penunggang. Kuda juga harus memiliki
kemampuan yang baik untuk berhenti tiba-tiba, berputar, kemudian kembali
berlari kearah yang berlawanan. Temperamen kuda harus berani serta cerdas untuk
mendeteksi penempatan bola polo (Kacker dan Panwar, 1996).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar